Sabtu, 04 Juni 2011

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan pendamping ASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Menurut yang tertulis dalam buku Iswati Tahun 2009, survey demorafi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun (1997) dan tahun (2002) lebih dari 95% Ibu pernah menyusui bayinya. Namun, menyusui dalam satu jam pertama cenderung menurun 8% pada tahun (1997) menjadi 3,75% pada tahun (2002). Cakupan ASI eklusif Selama 6 bulan juga menurun dari 42,4% pada tahun (1997) menjadi 39,5% pada tahun (2002). Sementara itu, pengggunaan susu formula justru meningkat menjadi 3 kali lipat selama 5 tahun, yakni dari 10,8% pada tahun (1997) menjadi 32,5% pada tahun (2002). Asi merupakan asupan makanan utama bagi bayi.setelah lahir, hendaknya bayi langsung diberi ASI. Anda harus memberinya ASI, meskipun jumlah sangat sedikit atau beberapa tetes. ASI berfungsi memperkuat daya tahan tubuh bayi, Serta menjaga kedekatan hubungan emosional dengan Ibu.Saat bayi lahir, daya tahan tubuhnya masih rendah, sehingga bayi gampang terserang penyakit. Oleh karna itu, Anda perlu meningkatkan asupan makannnya yang bergizi.
Arisman, Tahun 2002 , Dimasa bayi ASI adalah makanan terbaik dan paling utama karena mempunyai kandungan zat ketebalan yg sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit karna ASI memiliki zat anti infeksi.
Dibandingkan dengan orang dewasa,kebutuhan bayi akan zat gizi boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan persentase berat badan, kebutuhan bayi akan zat gizi ternyata melampaui kebutuhan orang dewasa ,nyaris dua kali lipat hal ini juga dipengaruhi oleh kesiapan bayi untuk menerima makanan padat atau makanan tambahan.
Menurut Widyastuti Tahun 2004, ASI merupakan salah satu kontribusi terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi baru lahir,bayi dan anak-anak. Mamfaatnya akan semakin besar apabila pemberian ASI dimulai pada satu jam pertama setelah kelahiran. Dimana bayi membutuhkan makanan dan tampa pemberian susu tambahan. Selain kekayaan gizi yang jelas dimiliki ASI,pemberian ASI juga melindungi bayi dari kematian dan kesakitan.
Menurut Arief Tahun 2009, Air Susu Ibu (ASI) bukan minuman, Namun,ASI merupakan satu-satunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia 6 bulan . ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu,secara alamiah ASI “dibekali” enzim pencerna susu sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Di lain pihak,system pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencerna dalam makanan.
Menurut Sunartyo (2009) , Banyak orang tua sering kali salah mengartikan istilah “penyapihan” yaitu menghentikan pemberian ASI seketika itu atau setelah bayi dianggap sudah mampu diberi bubur nasi. Hal ini, berpengaruh terhadap psikologis pada pertumbuhan dan perkembangan bayi di masa mendatang.
Sebenarnya istilah ”penyapihan” itu proses membiasakan bayi secara berlahan-lahan memakan makanan orang dewasa. Meskipun bayi selama proses penyapihan diberikan makana tambahan, tetap pemberian ASI menjadi prioritas utama hingga anak berumur 2 tahun. Selain faktor ekonomi, kurangnya pengetehuan tentang apa dan bagaimana merawat dan memelihara anak agar tumbuh kembang dengan baik sering menjadi pemiju utama mengapa anak kekurangan gizi. Sebagian bayi mungkin dapat tumbuh dengan normal sampai umur enam bulan hanya dengan pemberian ASI, tetapi ada sebagian bayi yang memerlukan banyak energy dan zat-zat gizi lain daripada yang terdapat dalam ASI. Untuk itu pemberian makanan tambahan, juga akan mengurangi produksi karena si anak menjadi jarang munyusu. Tujuan pemberian makanan tambahan sebagai penganti ASI agar anak cukup memperoleh kebutuhan energy, protein dan zat-zat gizi lain untuk tumbuh kembang secara normal. Meskipun anak telah diberi makanan tambahan, bukan berarti ASI dihentikan.
Kasus gizi buruk yang disebabkan oleh kekurangan konsumsi pangan dan mutu gizi yang dikonsumsi keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan balita selain pendidikan ibu, pekerjaan ibu, serta pengetahuan ibu. Faktor ini sangat menentukan karena pemberian makanan yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, jadwal pemberian makan anak karena ibu sangat berperan dalam mengatur konsumsi makanan anak. Sebagian besar kejadian kurang gizi dapat dihindari apabila mempunyai cukup pengetahuan.

Menurut Lituhayu (2010), setelah bayi berusia 6 bulan, Ia membutuhkan makanan tambahan yang dikenal sebagai makanan pendamping ASI (MP-ASI). Banyak dari kita tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarka statement bahwa ASI eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih sekalipun) diberikan pada 6 bulan pertama kehidupan seorang anak. Kemudian setelah 6 bulan anak baru mulai mendapatkan MP-ASI berupa bubur susu,nasi tim, dan sebagainya. Pasalnya, seiring usia bertambah, kebutuhan akan zat –zat gizi pun meningkat.Pemberian MP-ASI juga merupakan persiapan atau masa peralihan munuju makanan keluarga agar tumbuh kembangnya berjalan dengan seoptimal mungkin. MP-ASI diberikan sampai anak berusia 24 bulan..
Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Umur 6-24 Bulan di Dusun Sido Rukun. Desa Candi Rejo. Kec. Biru – Biru.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan masalah umum dan khusus sebagai berikut:
1.2.1 Umum
Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Terhadap Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 6-24 bulan di Dusun Sido Rukun. Desa Candirejo. Kec. Biru – Biru.
1.2.2 Khusus
1. Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan pendamping ASI di Dusun Sido Rukun. Desa Candirejo. Kec. Biru – Biru.
2. Bagaiman Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang makanan pendamping ASI Terhadap Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita usia 6-24 bulan di Desa Candi Rejo.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini tujuan umun dan khusus sebagai berikut :
1.3.1 Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI Terhadap Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 6-24 bulan di Dusun Sido Rukun. Desa Candirejo. Kec. Biru – Biru
1.3.2 Khusus
1. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI di Dusun Sido Rukun. Desa Candirejo. Kec. Biru – Biru
2. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Makana Pendamping ASI Terhadap Perubahan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 6-24 bulan di Dusun Sido Rukun. Desa Candirejo. Kec Biru- Biru.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat bermamfaat bagi ibu di Desa Candi Rejo Kec.Biru-Biru Kab. Deli Serdang, karena memperoleh informasi Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI Dengan Perubahan Berat Badan Balita Usia 6-24 Bulan.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan informasi kepeda instansi terkait dan dapat dijadikan sebagai dokumentasi ilmiah untuk merangsang minat penelitian selanjutnya.
1.4.3. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan pengaruh dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.
1.4.4. Bagi Dinas Kesehatan Kec. Biru- Biru Kab. Deli Serdang.
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi masyarakat Kec.Biru-Biru Kab. Deli Serdang khusus instansi dinas kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan balita sehingga menghasilkan generasi penerus yang berkualitas.


BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Notoadmojo Tahun 2003, Menurut Bahasa Indonesia pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan apabila manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :
-Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
-Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini sikap subjek sudah mulai timbul.
-Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
- Trial dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
- Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Yang tertulis dalam buku Notoatmodjo Tahun 2003, pengetahuan yang dicakup dalam enam tingkatan bergerak dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu :
1. Mengetahui/Tahu (Know)
Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa yang diketahui hanya sekedar informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu pengetahuan merupakan tingkat yang paling rendah.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan memahami arti sebuah ilmu seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu.
3. Penerapan / Aplikasi (Aplication)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau penafsirkan suatu ilmu yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu metode, konsep, prinsip atau teori.


4. Analisa (Analisis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan suatu samalainnya. Seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyelesaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu. Misalnya dapat membandingkan, menanggapi dan dapat menafsirkan dan sebagainya.
Bloom membagi kemampuan kognisi manusia ke dalam 6 tingkatan:
1.Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas (quality management), orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yg berkualitas standar kualitas minimum untuk produk, dsb.
2. Tingkat Pemahaman (Comprehension Level)
Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yg diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dsb.
3. Tingkat Aplikasi (Application Level)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
4. Tingkat Analisis (Analythical Level)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan Membagi - bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilahmilah penyebab meningkatnya reject, membandingbandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yg ditimbulkan.
5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level)
Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikansolusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
6.Tingkat Evaluasi (Evaluation Level
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan,metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dsb.

2.2 Status Gizi Balita
2.2.1 Pengertian Status Gizi Balita
Khomsan dan Ridhayani Tahun 2008, pertumbuhan fisik anak merupakan sebuah ukuran yang dapat di lihat kasat mata.Faktor makanan (gizi) merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada masa ini.Gizi yang seimbang akan menjamin tubuh balita memperoleh semua asupan yang dibutuhkan untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.Kurangnya asupan gizi akan menghambat pertumbuhan tinggi badan dan akhirnya berdampak buruk bagi perkembangan mental-intelektualnya. Pada dasarnya sampai usia 6 bulan bayi dapat tumbuh secara optimal dengan mengandalkan asi saja.
Namun, setelah melewati usia 6 bulan , bayi harus diberikan makanan tambahan pendamping ASI dengan tidak mengabaikan ASI sampai usia 2 tahun.
Menurut Arief Tahun 2002 , pemberian ASI saja hanya memenuhi 60-70% dari kebutuhan gizi bayi, sedangakan sisanya didapat melalui makanan yang di berikan oleh si Ibu.Menginjak usia 6-24 bulan keatas kebutuhan gizi si kecil meningkat untuk itu perlu sekali asupan gizi yang lebih meningkat pula,karna dimasa ini merupakan masa kritis bagi bayi sehingga sering sekali terjadi kasus gizi buruk dan akan membawa resiko tinggi terserang penyakit terutama penyakit diare dalam buku sunartyo Tahun 2009, karna produksi ASI si Ibu makin lama makin berkurang , untuk itu perlu adanya makanan tambahan yang mengandung kaya energy.
Nita-midicastore.com Tahun 2008, status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan, Ali tahun 2008 berpesan untuk memperhatikan asupan makanan pendamping, seperti, sayur dan pangan hewani,mengkonsumsi susu tetap dipertahankan .Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kualitas yang cukup.

2.2.2 Standar Gizi Untuk Balita
Menurut Arief Tahun 2009, karena pentingnya pengetahuan mengenai kualitas dan kuantitas nutrisi yang dibutuhkan sesuai dengan usianya berikut dijelaskan standar kecukupan nutrisi yang diperlukan agar dapat tumbuh kembang optimal.
1. Kalori/Energi
Angka kecukupan energy rata-rata yang dianjurkan (per anak per hari) :
Umur Energi (Kkal )
0-6 bulan 550
7-12 bulan 800
1-3 tahun 1.250

2. Protein
Angka kecukupan protein Rata-rata yang dianjurkan (per anak per hari) :
0-6 bulan 12
7-12 bulan 15
1-3 tahun 23




3. Lemak
Bayi balita sampai umur 2 tahun mendapatkan 40 % energy yang dibutuhkan oleh tubuhnya dari lemak.Setengah dari suplai energy yang diperoleh dari ASI dan susu formula berasal dari lemak.
4. Vitamin
Setiap vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu, tidak terlampau banyak ataupun sedikit .Secara umum , fungsi vitamin dalam tubuh berhubungan erat dengan fungsi enzim yang merupakan katalisator organic yang menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh. Terdapat dua golongan vitamin A, D,E dan K, serta yang larut dalam air seperti vitamin C, B1,B2, B12, niasin , piridoksin, dan asam folat.
5. Mineral
Sekitar 4% tubuh manusia terdiri atas mineral. Fungsi mineral dalam tubuh untuk Zat pembangun dan pengatur.
6. Kalsium
Angka kecukupan kalsium rata-rata yang dianjurkan ( per anak per hari ):

0-6 bulan 300
7-12 bulan 400
1-3 tahun 500





7. Fosfor
Angka kecukupan fosfor rata-rata yang dianjurkan ( per anak per hari ) :

0-6 bulan 200
7-12 bulan 250
1-3 tahun 250

8. Air
Air merupakan bagian terbesar dari sel – sel tubuh , karena 65-70 % dari berat total tubuh terdiri atas air. Sebanyak 150 ml/kg/hari konsumsi air dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh si kecil.
Menurut Khomsan dan Ridhayani (2008), angka kecukupan gizi sebagai berikut:
E Bayi usia 7-12 bulan Bayi usia 12-36 bulan
Energy ( kkal ) 650 1.000
Protein ( g ) 16 25
Vitamin A ( g ) 400 400
Vitamin D 5 5
Vitamin E 5 6
Vitamin K ( µg ) 10 15
Tiamin ( mg ) 0,4 0,5
Riboflavin ( mg ) 0,4 0,5
Niasin ( mg ) 4 6
Asam Folat ( µg ) 80 150
Piridoksin ( mg ) 0,3 0,5
Vitamin B12 (µg) 0,5 0,9
Vitamin C ( mg ) 40 40
Kalsium ( mg ) 400 500
Fospor ( mg ) 225 400
Magnesium ( mg ) 55 60
Besi ( mg ) 7 8
Yodium ( µg ) 90 90
Seng ( mg ) 7,5 82
Selenium ( µg ) 10 17
Mangan (mg ) 0,6 1,2


2.3. Makanan pendamping ASI
2.3.1. Pengertian
Sunartyo Tahun 2009, Makanan pendamping adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi karena produksi ASI mulai berkurang dimana bayi secara perlahan-lahan dibiasakan dengan makanan orang dewasa.
Khomsan dan Ridhayani Tahun 2008, makanan pendamping ASI atau MP-ASI adalah makanan yang diberikan secara bertahap. Awalnya bayi diberi makanan cair seperti sari buah atau bubur susu.Setelah itu berlanjut dengan makanan semi padat dan akhirnya diberikan makanan padat. Disamping itu uga bayi telah memiliki reflek mengunyah, sehingga harus mulai diperkenalkan dan diberi makanan lumat. Untuk menyesuaikan kemampuan bayi terhadap makanan tersebut maka pemberian Makanan Pendamping harus dilakukan secara bertahap baik bentuk, jumlah dan macamnya.
2.3.2 Tujuan Makanan Pendamping ASI
Dengan memperhatikan tujuan pemberian makanan tambahan terhadap anak orang tua dapat memahami dari tujuan tersebut, diantaranya adalah:
1. Sunartyo Tahun 2008, sebagai penganti ASI agar anak cukup memperoleh kebutuhan energi, protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh kembang secara normal.
2. Arief Tahun 2009, untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikomotor, otak, dan kognitif si kecil yang semakin meningkat. Selain itu, untuk mengembangkan kemampuan bayi menerima berbagai rasa dan tekstur makanan, serta mengembangkan keterampilan makanan dan proses adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar alergi tinggi.
3. Istiyaningsih Tahun 2009, makanan pendamping ASI makanan tambahan yang diberikan untuk menjamin kebutuhan nutrisi bayi dan untuk memperkenalkan pola makanan keluarga.
4. Lituhayu Tahun 2010 , pasalnya, seiring usia bertambah , kebutuhan akan zat gizi pun meningkat. Lagi pula, kapasitas pencernaan, enzim pencernaan, dan kemampuan metabolisme sudah siap menerima makanan selain ASI .

2.3.3 Syarat –syarat makanan tambahan
Menurut Sunartyo Tahun 2009, makanan tambahan yang diberikan pada bayi hendaknya memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Makanan harus memiliki nilai energy dan kandungan protein yang tinggi;
2. Bersifat padat gizi dan berserat lunak;
3. Memiliki nilai suplementasi yang baik, memiliki komposisi vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup;
4. Makanan tambahan juga tidak boleh bersifat kamba, yang dapat menimbulkan rasa kenyang pada bayi. Karna bagi bayi bukan kenyang yang dibutuhkan tetapi energy, protein dan zat-zat gizi yang diperlukan;
5. Dapat diterima dengan baik;
6. harganya relative murah; dan
7. hendakya berasal dari bahan-bahan local.
2.3.4. Manfaat pemberian Makanan Pendamping ASI
1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang;
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai macam rasa dan bentuk;
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan; dan
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
2.3.5 Jenis-jenis Makanan Pendamping ASI
Menurut lituhayu Tahun 2010, jenis-jenis makanan pendamping ASI
1. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah misalnya pisang, jeruk, pepaya, tomat dan lainnya;
2. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan atau kaldu daging atau sayuran, susu formula (ASI ) atau air;
3. Sayur-sayuran yang direbus kemudain dihaluskan menggunakan blender;
4. Ikan yang di blender, ikan yang digunakan dalah ikan yang tidak berduri;
5. Daging pilihan yang tidak berlemak dan di blender; dan
6. Makanan keras yaitu makanan seperti orang dewasa.
2.3.6 Makanan yang Tidak dianjurkan
1. Makanan yang mengandung protein gluten yaitu tepung terigu, barley, biji gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu.Semua jenis makanan tersebut dapat membuat perut bayi gembungdan diare pada bayi;
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa terhadap makanan bayi;
3. Makanan terlalu berlemak;
4. Buah-buahan terlalu asam seperti jeruk dan sirsak;
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam;
6. Buah-buahan yang mengandung gas, durian, cempedak. Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol. Kedua makanan tersebut dapat membuat perut bayi kembung;
7. Kacang tanah, dapat menyebabkan alergi atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi sulit bernapas.
9. Kadangkala telur dapat memacu alergi. Berikan secara bertahap dan dengan porsi kecil; dan
10. Jangan berikan madu buat si kecil. Bukan saja tidak mengandung kalori tetapi juga mengandung resiko kesehatan.
2.3.7. Cara pemberian Makanan Pendamping ASI
1. Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih kental secara berangsur-angsur;
2. Makanan diperkenalkan secara satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya;
3. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur. Cara pemberiannya yaitu kuning telurnya terlebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya dapat diberikutnya boleh diberikan putih telurny; dan
4. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan pada saat bayi lapar.
2.3.8 Makanan untuk bayi sakit
Menurut Sunartyo Tahun 2009, bayi yang sedang sakit sangat membutuhkan makanan yang cukup sehingga zat-zat yang dimakan itu dapat memerangi kuman atau virus yang menyebabkan bayi sakit. Berikut ini makanan bayi sedang sakit :
1. Meskipun bayi sakit ASI tetap diberikan .Jika bayi sakit batuk pilek, maka ibunya yang meminum obat dengan dosis kecil;
2. Bila bayi menderuta infeksi, sejumlah cairan dibutuhkan seperti air matang, air the, air kelapa atau sari buah jeruk. Apabila bayi menderita diare, cairan oralit harus diberikan;
3. Bayi yang menderita infeksi mungkin mempengaruhi selera makannya dan biasanya bayi yang menderita sakit pada mulutnya atau bibirnya luka-luka, ia dapat diberikan bubur;
4. Bila bayi menderita diare, campak, atau infeksi pada saluran pernapasan, berilah makanan yang banyak mengandungvitamin A dalam kadar tinggi, seperti hati, kunung telur, mentega dan susu sapi penuh; dan
5. Bila bayi telah sembuh dari sakit, berikan makanan yang bernilai tinggi untuk menganti zat-zat gizi yang telah terpakai untuk melawan penyakit.
Menurut Arief Tahun 2009, berikan makanan ketika masih hangat agar bayi lebih lahap makan . Berikan sedikit-sedikit dalam porsi kecil , tetapi sering.
1. Berikan ASI seperti biasa, bayi biasaanya tetap mau menyusu, tetapi sedikit-sedikit;
2. Bayi sakit biasanya malas makan . Ketika sedang sakit, system metabolisme tubuh mengurangi aktifitasnya untuk mencerna sebaiknya berikan makanan yang mudah dicerna. Jus buah atau pure buah bias diberikan lebih sering;
3. fokuskan makanan bayi pada makanan lengkap mudah cerna , yaitu makanan nabati ( vegetarian ), karna hanya butuh waktu 2-3 jam untuk dicerna, dari pada hewani. Untuk memperkaya kandungan proteinnya, campurkan tempe, atau polong-polongan dimasak hingga empuk dan dihaluskan; dan
4. Saat bayi sakit, jika makanan nya dicampur sumber protein hewani secara kimiawi sulit di cerna karna butuh waktu 4-6 jam. Apabila ingin menambahkannya tambahkan sedikit saja. Sebaiknya pilih makanan hewani mudah dicerna , seperti telur dan keju alam.

2.3.9 Makanan Bayi Saat Ibu Bekerja
Biasakan menyusui bayi sebelum berangkat kerja. Setiba di rumah pada sore hari dan setelah membersihkan diri, segera berikan ASI pada bayi.
1. Jangan malas memompa ASI selama anda bekerja dan berada dikantor;
2. jika tidak ada pengasuh bayi, tunjuk orang rumah yang bisa dipercaya serta memiliki penampilan dan kebiasaan hidup sehat untuk memberikan ASI pompa yang telah disiapkan;
3. Ingatkan pengasuh bayi atau orang kepercayaan anda agar tidak memenaskan ASI pompa agar nutrisinya tidak mudah rusak. Tekankan padanya bahwa sebelum diberikan , rendam ASI pompa di air hangat dan diberikan ASI sedikit demi sedikit dengan mengginakan sendok bayi; dan
4. Ajari orang kepercayaan Anda cara menyiapkan makanan pandamping ASI. Pure buah harus disiapkan seketika sebelum diberikan pada bayi. Makanan lain pendamping ASI ( bubur lembut, bubur saring ,makanan tim dan makanan selingan) bisa Anda siapkan sendiri di pagi hari. Simpan dalam lemari es . Setengah jam menjelang diberikan , rendam wadah dalam air panas hingga makanan hangat. Bisa juga panaskan dalam penanak listrik yang disetel pada tombol penghangat selama tiga menit. Namun, makanan selingan yang harus diberikan segar, buah disisapkan seketika sebelum diberikan.
2.3.10 Pola pemberian Makanan Pendamping ASI
Menurut Iswati Tahun 2009, pemberian makanan pada bayi sesuai usianya sebagai berikut:
1. Bayi Berumur 6-12 Bulan:
a. Berilah ASI kepada bayi saat menginginkanya;
b.Tambahkan telur , ayam, ikan, tempe, tahu, danging, wortel, bayam, kacang hijau, santan, atau minyak kedalam bubur nasi.
c. Berilah bubur nasi sebanyak tiga kali sehari, yang disesuaikan umur bayi, yaitu:
-6 bulan : 6 sendok makan;
-7 bulan : 7 sendok makan;
-8 bulan : 8 sendok makan;
- 9 bulan : 9 sendok makan;
-10 bulan : 10 sendok makan; dan
-11 bulan :11 sendok makan.
d. Berilah makanan selingan sebanyak dua kali sehari diantara waktu makan bayi, seperti bubur kacang hijau, pisang, biscuit, nagasari, dan lain sebagainya.
e. Berilah buah-buahan atau sari buah.
2.Bayi Berusia 1-2 Tahun :
a. Berilah ASI kepada bayi saat ia mengiginkannya;
b. Berilah nasi lembek sekitar tiga kali sehari;
c. Tambahkan telur, ayam,tempe, tahu, daging, kedalam nasi yang lembek;
d. Berilah makanan selingan sekitar dua kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau , pisang, biscuit, dan lain-lain;
e. Berilah buah-buahan atau sari biah;
f. Bantulah bayi agar ia bisa makan sendiri menggunakan piring dan sendok;
g. Periksakan kesehatan bayi kepada dokter; dan
h. Tanyakan kepada dokter bila perkembangan bayi agak lambat;
i. Berkonsultasilah dengan dokter tentang cara pemberia makanan pendamping ASI , cara merangsang perkembangan bayi, dan cara merawat kebersihan gigi bayi.
Berikut ini akan digambarkan dalam tabel tentang pola pemberian Makanan pada bayi usia 0-1 tahun.
Pola Pemberian Makanan Bayi Usia 0-1 Tahun
No Umur (Bulan) Pemberian Makanan Frekuensi
1 0-6 ASI Sekehendak
2 6-8 ASI
Buah
Makanan Lumat
Makanan Lembik
Telur Sekehendak
1-2 kali
2 kali
1 kali
½ biji
3 8-12 ASI
Buah
Makanan Lumat
Makanan Lembik
Telur 2 kali
1-2 kali
1 kali
2 kali
1 biji


(Sumber: Nestle, 2005. Pedoman Pemberian Makanan Padat Bayi)

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
2.4.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Soetjiningsih Tahun 1995, pertumbuhan ( grow ) berkaitan dengan masalah-masalah perubahan dalam besar, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa di ukur dengan ukuran Berat ( gram, pound, kg ) , panjang ( cm, m ), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh ) .
Perkembangan ( development ) dalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Blogspot .com Tahun 2009 , Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh. Tumbuh berkaitan dengan fisik, yaitu hal-hal yang dapat dilihat dengan mata, yang tampak dan dapat diukur, antara lain : tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.
Perkembangan adalah hak-hal yang lebih berkaitan dengan fungsi-fungsi organ tubuh seperti kepandaian/intelegensia, emosi, perilaku dan panca indera.
Departemen RI Tahun 2006, Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
2.4.2 Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak.
Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi penikatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
2.4.3 Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak
M enurut Aqila Tahun 2010, Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
- Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
- Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapatdiramalkan. Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi berkesinambungan.

2.4.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak.
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
2. Ras/etnik atau bangsa.
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau Sebaliknya.
3. Keluarga.
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
4. Umur.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
5. jenis kelamin.
Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
6. Genetik.
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
7. Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
8. Faktor luar (eksternal).



9. Faktor Prenatal:
a.Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
b. Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.
d. Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e. Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata, kelainan jantung.
f. Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) Dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital.


g. Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu
10. Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
11. Faktor Persalinan ,komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
12. Faktor Pascasalin
a.Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
b.Penyakit kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
c.Lingkungan fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d.Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
e.Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f.Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
g.Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h.Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
I.Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

2.4.5. Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau.
1. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
2.4.6. Periode Tumbuh Kembang Anak.
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
a. Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu.
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.
c. Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam mas ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
2. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung; dan terjadi pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.
Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita, perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini, sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

2.4.7 Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
1 bulan
Berat badan: 3,0 – 14,3 kg
Panjang badan: 49,8 – 54,6 cm
Lingkar kepala: 33 – 39 cm
Gerakan kasar: tangan dan kaki bergerak aktif
Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri
Komunikasi/Berbicara: bereaksi terhadap bunyi lonceng
Sosial/Kemandirian: menatap wajah ibu/pengasuh

2 bulan
Berat badan: 3,6-5,2 kg
Panjang badan: 52,8-58,1 cm
Lingkar kepala: 35-41 cm
Gerakan kasar: mengangkat kepala ketika tengkurap
Gerakan halus: kepala menoleh ke samping kanan-kiri.
Komunikasi/Berbicara: bersuara.
Sosial/Kemandirian: tersenyum spontan
3 bulan
Berat badan: 4,2-6,0 kg
Panjang badan: 55,5-61,1 cm
Lingkar kepala: 37-43 cm
Gerakan kasar: kepala tegak ketika didudukkan
Gerakan halus: memegang mainan
Komunikasi/Berbicara: tertawa/berteriak tertawa/berteriak
Sosial/Kemandirian: memandang tangannya
4 bulan
Berat badan: 4,7-6,7 kg
Panjang badan: 57,8-63,7 cm
Lingkar kepala: 38-44 cm
Gerakan kasar: tengkurap-telentang sendiri
Gerakan halus: memegang mainan
5 bulan
Berat badan: 5,3-7,3 kg
Panjang badan: 59,8-65,9 cm
Lingkar kepala: 39-45 cm
Gerakan halus: meraih, menggapai
Komunikasi/Berbicara: menoleh ke suara
Sosial/Kemandirian : meraih mainan
6 bulan
Berat badan: 5,8-7,8 kg
Panjang badan: 61,6-67,8 cm
Lingkar kepala: 40-46 cm
Gerakan kasar: duduk tanpa berpegangan
Sosial/Kemandirian : memasukkan biskuit ke mulut
7 bulan
Berat badan: 6,2-8,3 kg
Panjang badan: 63,2-69,5 cm
Lingkar kepala: 40,5-46,5 cm
Gerakan kasar: mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri
Komunikasi/Berbicara: bersuara “Ma Ma…”.
8 bulan
Berat badan: 6,6-8,8 kg
Panjang badan: 64,6-71,0 cm
Lingkar kepala: 41,5-47,5 cm
Gerakan kasar: berdiri berpegangan
Komunikasi/Berbicara: bersuara “Ma Ma…”
9 bulan
Berat badan: 7,0-9,2 kg
Panjang badan: 66,0-72,3 cm
Lingkar kepala: 42-48 cm
Gerakan halus: menjimpit Komunikasi/Berbicara:
Sosial/Kemandirian : melambaikan tangan
10 bulan
Berat badan: 7,3-9,5 kg
Panjang badan: 67,2-73,6 cm
Lingkar kepala: 42,5-48,5 cm
Gerakan halus: memukulkan mainan di kedua tangan
Sosial/Kemandirian : bertepuk tangan
11 bulan
Berat badan: 7,6-9,9 kg
Panjang badan: 68,5-74,9 cm
Lingkar kepala: 43-49 cm
Komunikasi/Berbicara: memanggil “mama.. papa…”
Sosial/Kemandirian : menunjuk, meminta

12 bulan
berat badan: 7,8 – 10,2 kg,
panjang badan: 69,6 – 76,1 cm,
lingkar kepala: 43,5 – 49,5,
gerakan kasar: berdiri tanpa berpegangan
gerakan halus: memasukkan mainan ke cangkir
sosialisasi/kemandirian: bermain dengan orang lain
15 bulan
Berat badan: 8,4 – 10,9
Panjang badan: 72,9 – 79,4
Lingkar kepala: 44 – 50
Gerakan kasar: lari naik tangga
Gerakan halus: berjalan
Sosial/Kemandirian: minum dari gelas.
1,5 tahun
Berat badan: 8,9 – 11,5 kg
Panjang badan: 75,9 – 82,4 cm
Lingkar kepala: 44,5 – 50,5 cm
Gerakan kasar: lari naik tangga
Gerakan halus: menumpuk 2 mainan
Komunikasi/Berbicara: berbicara beberapa kata (mimik, pipis, ma’em)
Sosial/Kemandirian: Memakai sendok
2 tahun
Berat badan: 9,9 – 12,3
Panjang badan: 79,2 – 85,6
Lingkar kepala: 45 – 51
Gerakan kasar: menendang bola
Gerakan halus: menumpuk 4 mainan
Komunikasi/Berbicara: menunjuk gambar (bola, kucing)
Sosial/Kemandirian: melepas pakaian, memakai pakaian, menyikat gigi.
2.4.8 Pertumbuhan Bayi Sehat
Tertulis dalam buku Blogger Tahun 2009 , Salah satu tanda bahwa bayi Anda sehat adalah pertumbuhan. Perubahan tinggi dan berat bayi Anda adalah indikator penting yang menandai keseluruhan kesehatan.
Itulah sebabnya ketika bayi Anda masih sangat kecil, dia sering ditimbang. Kurangnya pertumbuhan terkadang merupakan tanda bahwa bayi sakit, atau tidak makan dengan baik. Gizi yang kurang akan mempengaruhi kesehatan di kemudian hari. Tapi kenaikan berat badan yang sehat merupakan tanda yang baik – bayi yang tumbuh dengan baik kemungkinan besar sehat.
Untuk selanjutnya, karena pertumbuhan bayi dan batita cenderung menurun, tidak perlu sering menimbang badan. Akan tetapi, berat dan tinggi badan biasanya diukur ketika Anda membawa anak Anda untuk periksa kesehatan rutin di klinik KIA atau dokter.
Terdapat variasi besar untuk berat dan tinggi badan yang dianggap normal pada bayi yang baru lahir. Berat rata-rata adalah antara 2,5-4,5 kg (5lb 8oz sampai 9lb 12oz), dan tinggi rata-rata bervariasi antara 48-51 cm (19-20 inci) – dan banyak bayi yang sehat berat badannya kurang atau lebih dari angka-angka tersebut tanpa ada masalah.
Bayi biasanya kehilangan berat badan di hari-hari pertama setelah kelahiran – sekitar 10 persen dari berat lahir masih dianggap tidak apa-apa. Ini disebabkan oleh kehilangan kotoran (mekonium) melalui pup dan urin yang merupakan hal yang wajar. Anda dapat mengharapkan bayi Anda memperoleh kembali berat lahirnya di sekitar hari ke-10. Banyak bayi yang sehat membutuhkan waktu yang lebih lama.
Berat badan bayi meningkat secara tidak teratur. Terutama sekali pada bayi yang disusui. Bila dirata-rata, peningkatan berat badan berkisar pada 150-200 g per minggu, biasanya melambat setelah usia tiga bulan dan menjadi lebih lambat lagi setelah enam bulan. Tentu saja ada waktu dimana bayi Anda mengalami dorongan pertumbuhan yang cepat dan mengalami kenaikan berat badan atau tumbuh lebih dari biasanya




Menurut Standar Tinggi & Berat Badan Balita

Usia & Jenis Kelamin Tinggi Berat
( Cm) ( Kg)
Laki-Laki
6 Bulan 67.8 7.58
9 Bulan 72.3 9.18
12 Bulan 76.1 10.15
18 Bulan 82.4 11.47
24 Bulan 87.6 12.59
30 Bulan 92.3 13.67
36 Bulan 96.5 14.69
Perempuan
6 Bulan 65.9 7.21
9 Bulan 704 8.56
12 Bulan 74.3 9.53
18 Bulan 80.9 10.82
24 Bulan 86.5 11.9

2.4.9. Pertumbuhan Otak
Otak sebagai salah satu organ vital mempunyai peranan yang tinggi didalam proses perkembangan pertumbuhan bayi, apa saja sich perkembangan otak di awal-awal tahun, ketika bayi berumur 6 bulan, 8 bulan, atau hingga puluhan tahun?
Ketika menjelang kelahiran: Kebanyakan anak sudah memiliki 100 miliar sel otak yang aktif dan mereka sudah menjalin sekitar 50 triliun hubungan dengan sel-sel otak yang lain serta bagian-bagian tubuh lain.
Ketika usia dalam bulan-bulan awal: Disaat indra bayi sudah bereaksi terhadap lingkungannya, dia akan mengembangkan hubungan “sinaptik” baru dengan kecepatan yang menakjubkan, yaitu hingga 3 miliar per detik.
Didalam usia 6 bulan pertama: Si kecil akan berbicara dengan menggunakan semua suara yang sama seluruh dunia, tetapi kemudian dia akan mulai belajar berbicara dengan hanya menggunakan suara serta kata-kata yang dia ambil dari lingkungannya, khususnya dari orang-orang terdekatnya yaitu orang tuanya. Otaknya akan membuang ketrampilan berbicara didalam bahasa yang tidak dia dengar disekitarnya. Ketika menginjak usia 8 bulan: Otak si bayi telah meningkat dan akan memiliki sekitar 1.000 triliun hubungan (1.000.000.000.000.000). Setelah sejumlah tersebut, hubungan akan mulai menurun kecuali si anak dihadapkan kepada rangsangan melalui semua indranya.Menginjak usia sekitar sepuluh:
Sekitar separuh hubungan telah mati pada kebanyakan anak, tetapi masih meninggalkan sekitar 500 triliun yang akan bertahan sepanjang

2.4.10. Beberapa Gangguan Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
1. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitive terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.


5. Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

6. Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang yang sering kali disertai hiperaktivitas.








BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep


Pengetahuan Ibu


Pemberian Makanan Pendamping ASI


Perubahan pertumbuhan dan perkembangan




3.2. Definisi Konseptual
3.2.1 Pengetahuan
Notoadmojo Tahun 2003, Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengintaian terhadap suatu objek tertentu pegindaraan terjadi melelui pancaindra manusia yaitu, indra penglihat, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
3.2.2 Makanan Pendamping ASI
Khomsan dan Ridhayani Tahun 2008, makanan pendamping ASI atau MP-ASI adalah makanan yang diberikan secara bertahap. Awalnya bayi diberi makanan cair seperti sari buah atau bubur susu.Setelah itu berlanjut dengan makanan semi padat dan akhirnya diberikan makanan padat atau mulai memperkenalkan makanan orang dewasa.
3.2.3 Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Soejtningsih tahun 1995, pertumbuhan ( grow ) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,jumlah,ukuran atau dimensi tingkat sel.
Perkembangan ( development ) dalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
3.3 Depenisi Operasional
3.3.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden/ ibu tentang makanan pendamping ASI terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
3.3.2. Makanan Pendamping ASI
Makanan tambahan yang diberikan oleh ibu selain ASI agar terpenuhi asupan gizi serta protein bayinya.
3.3.3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran organ tubuh dari yang kecil menjadi besar dapat dilihat.
Perkembangan adalah berhubungan dengan kemampuan seseorang mulai dari pikiran, gerakan,yang tidak tampak oleh mata.

3.4. Hipotesis
Ha: Ada hubungan antara pengetahuan Ibu tentang makanan pendamping ASI terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan balita usia 6-24 bulan.



BAB IV
Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang desain penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, analisis data, tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data dan proses.
4.1. Desain penelitian
Desain penelitian ini bersifat Deskriptif korelatif, dimana penelitian ini ingin mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan balita usia 6-24 bulan di dusun sido rukun, desa Candirejo, Kec. Biru-Biru.
4.2. populasi dan sampel
4.2.1. Populasi
Menurut Ari kunto Tahun 2006, populasi adalah jumlah keseluruhan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu- ibu yang mempunyai balita usia 6-24 bulan yang berada di Dusun Sido Rukun, desa Candirejo Kec, Biru-biru.
4.2.2. sampel
Setiadi tahun 2007, Sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu seluruh ibu – ibu yang mempunyai balita usia 6-24 bulan yang bersedia menjadi responden, yang berada di Dusun Sido Rukun, desa Candirejo Kec. Biru-biru.

4.3. Lokasi dan waktu
Penelitian dilakukan di Dusun Sido Rukun, desa Candirejo Kec. Biru-Biru Kab. Deli Serdang dan akan di lakukan penelitian pada juli 2010. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut karena didapat jumlah sampel yang memadai dan menujukan criteria sampel untuk di seleksi menjadi responden. Disamping itu pertimbangan efisien biaya, dimana lokasi peneliti tersebut dekat dengan tempat tinggal peneliti sehinga mudah dijangkau dengan menggunakan tranfortasi umum yang memadai.
4.4. Pertimbangan etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dan rekomondasi dari Ka. PSIK Deli Husada Delitua dan dari kepala Desa Candirejo Kec, Biru-Biru Kab, Deli Serdang. Untuk mengadakan penelitian dalam ruang lingkup penelitian tersebut dengan beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan dan dilindungi.
Karena peneliti menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, maka hakekatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu: responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa ada sanksi apapun. Tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, peneliti harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden. Responden harus diberlakukan secara baik sebelum, selama dan sesudah penelitian. Responden tidak boleh didiskriminasi jika menolak untuk melanjutkan subjek penelitian, data yang diperoleh harus dijaga kerahasiaannya.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara, tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kusioner) yang diisi oleh responden, tetapi hanya menuliskan nomor dan kode tertentu. Data- data yang diperoleh dari responden dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
4.5. Instrumen penelitian
Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yang pertama data demografi, yang terdiri dari umur, suku, jenis kelamin, agama, status pendidikan. Bagian yang kedua merupakan pernyataan yang berkaitan dengan hubungan pengetahuan ibu tentang makanan pendamping asi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup, yaitu jawaban sudah disediakan sehingga responden hanya memilih sesuai dengan pendapatnya. Skala Guttman adalah salah satu bentuk kuesioner tertutup. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan benar dan salah. Skala Guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist.
Kuesioner dalam penelitian ini berisikan 10 pernyataan positif dan negatife megenai Hubungan Pengetahuan Tentang Makanan Pendamping ASI dan 10 pernyataan positif dan negative tentang Perubahan Tumbuh Kembang Balita.Interpretasi penilaian, sebuah item pernyataan positif dan negatife dengan tipe jawaban “ benar “ skor 1 dan “ salah “ skor 0. Data yang diperoleh berupa data interval, sehingga nilai terendah yang mungkin dicapai responden adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 20.
Rentang dibagi atas tiga kategori yaitu :
15-20: baik jika mencapai 75 % keatas
8-14 : sedang jika mencapai 40 – 70 %
1-7 : buruk jika < 40%
4.6. Pengumpulan data
Pada tahap awal peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan. Setelah mendapat izin dari institusi pendidikan, kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian pada kepada Desa Candirejo Kec. Biru-Biru Kab. Deli Serdang.Setelah mendapat izin penelitian dari kepada lurah Desa Candirejo Kec. Biru-Biru Kab. Deli serdang, kemudian peneliti mulai melakukan pengumpulan data, menjelaskan kepada calon responden, manfaat proses pengumpulan data dan memberikan kesempatan bertanya bila ada hal yang tidak dimengerti.
Peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian serta pengisian kuesioner. Jika calon responden bersedia maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan penelitian sebagai bukti kesediaan diri menjadi responden. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan secara lisan (verbal). Tetapi jika calon responden tidak bersedia untuk diteliti, maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Untuk pengumpulan data tahap awal dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
Mengobservasi keadaan responden dan mengumpulkan kuesioner yang telah dijawab untuk dilakukan analisis data.
4.7. Analisa data
Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan uji chi-square. Dimana uji Chi- square dapat digunakan untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan pada penelitian tidak yang menggunakan data nominal. Data demografi disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase.


Keterangan Rumus :
Fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data
Fe = frekuensi yang diharapkan
Ketentuan dari uji chi-squcere ialah x² hitung lebih kecil atau sama dengan x² table (0, 05), maka Ho diterima dan Ha ditolak (Aziz, 2009).

1 komentar: