Sabtu, 04 Juni 2011

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayinya Di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2010

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah pemberian ASI termasuk kolostrum tanpa tambahan apapun sejak bayi lahir. Dengan perkataan lain pemberian susu formula, air matang, air gula dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan. Sejak abad ke-19 para pakar telah sepakat bahwa ASI lebih unggul daripada susu sapi atau bahan pengganti lainnya. Sayangnya perilaku menyusui bayi sendiri dianggap sebagian orang suatu tingkah laku tradisional, sehingga sedikit demi sedikit ditinggalkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh kemajuan di negara-negara industri yang memperkenalkan susu buatan untuk bayi yang mempunyai manfaat sama dengan ASI, pemakaiannya lebih praktis, dengan promosi pemasaran yang gencar. Oleh sebab itu Menteri Kesehatan Republik Indonesia melalui peraturan Nomor: 450/MENKES/SKIV/2004 mengajak bangsa Indonesia melaksanakan pemberian hanya ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun (Nuchsan Umar Lubis, 2009).
ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI “dibekali” enzim pencerna susu sehingga organa pencerna bayi mudah mencerna dan me-nyerap gizi ASI. Kandungan zat gizi yang sempurna membuat bayi tidak akan mengalami kekurangan gizi. Tentu saja, makanan ibu harus bergizi guna mempertahankan kuantitas dan kualitas ASI (Nurhaieni Arif, 2009).
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironinya, pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan. Di dalam denyut kehidupan kota besar, kita lebih sering melihat bayi diberi susu botol daripada disusui oleh ibunya. Sementara di pedesaan, kita melihat bayi yang baru berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu-ibu tersebut menyusui. Dari penelitian tersebut juga didapatkan bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tidak pernah mendengar informasi tentang ASI ekslusif (Oetami Roesli, 2000).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa semua bayi harus mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sejak lahir, sesegera mungkin (setengah hingga 1 jam sejak lahir) sampai setidaknya usia 4 bulan dan bila mungkin hingga usia 6 bulan. Yang dimaksudkan dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI secera terus menerus tanpa disertai makanan atau minuman tambahan yang lain. ASI harus diberikan sebanyak dan sesering yang diinginkan oleh bayi, siang maupun malam, setidaknya 8 kali (Stefani Nindya, 2001).

World Health Organization (WHO) dan UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti (Innocenti Declaration). Deklarasi yang dilahirkan di Innocent Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk mempromosikan, melindungi dan memberi dukungan pada pemberian ASI. Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara optimal. Pada tahun 1999 setelah pengalaman selama sembilan tahun. UNICEF memberi klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health Organization (WHO) dan World Health Asembly (WHA) dan banyak negara lain adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif selama enam bulan (Oetami Roesli, 2000).
Masalah pelaksanaan ASI eksklusif masih memprihatinkan. data dari survey demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada bayinya baru mencapai 47%. Sedangkan dalam Repelita VI diatargetkan 80%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam Repelita VI tersebut, masih banyak upaya yang harus dilakukan (Depkes RI, 1997). Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah (Azrul Azwar, 2000).
Sekitar 40% kematian balita terjadi pada usia bayi baru lahir (dibawah 1 bulan). Menurut The World Health Report 2005, angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun dan angka kematian bayi adalah 20 per 1.000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari, 246 bayi meninggal. Setiap satu jam, 10 bayi Indonesia meningggal. Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO, 2000) di enam negara berkembang, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak di susui. Untuk bayi berusia dibawah dua bulan, angka kematian bayi ini meningkat menjadi 480%.Inisiasi menyusu dini dapat mengurangi 22% kematian bayi baru lahir dan mengurangi angka kematian balita 8,8%. Inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan menyusui eksklusif. Dengan demikian, dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh (Oetami Roesli, 2008).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung.
2. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka yang menjadi Pertanyaan penelitian dalam penulisan ini adalah faktor apa yang mempengaruhi ibu memberikan ASI ekslusif pada bayinya di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung.
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan masukan bagi ibu dalam pemberian ASI eksklusif sehingga peningkatan pemberian ASI eksklusif terhadap bayi lebih baik lagi.
2. Bagi Peneliti
Dapat mengembangkan wawasan peneliti dan merupakan pengalaman berharga dalam melatih kemampuan melakukan penelitian.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan acuan atau data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan ASI eksklusif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)
2.1.1 Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama, karena mengandung zat gizi yang diperlukan bayi untuk membangun dan menyediakan energi. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, secara alamiah ASI “dibekali” enzim pencerna susu sehingga organ pencerna bayi mudah mencerna dan me-nyerap gizi ASI. (Nurhaieni Arif, 2009).
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung semua zat yang diperlukan bayi anda. Berbeda dengan susu formula, susu ibu memberikan bayi kekebalan terhadap berbagai infeksi, mengurangi kemungkinan alergi dan gangguan pencernaan. Angka kematian bayi secara tiba-tiba lebih kecil pada bayi yang diberi ASI, dan karena bayi akan menyusu seperlunya, kelebihan berat badan juga jarang terjadai. Air Susu Ibu (ASI) tersedia setiap saat, suhunya tepat dan anda tak perlu menyiapkan botol-botol. Menyusui juga baik buat anda karena membantu mengembalikan rahim ke ukuran normal serta membakar kalori. Menyusui juga mempererat hubungan batin antara ibu dengan bayi.
Memberikan ASI (air susu ibu) adalah yang terbaik bagi bayi dan bermanfaat pula bagi ibu. Namun ada beberapa wanita yang dengan nalurinya tidak ingin mencoba atau mencoba lalu langsung memutuskan tidak memberi ASI, yakni bahwa susu formula untuk bayi baik juga karena mengandung zat-zat yang diperlukannya. Saat memberi makan si bayi adalah saat-saat yang menyenangkan baginya. Dalam pelukan anda, ia merasa lebih dikasihi dan melalui pandangan mata, anda menjalin hubungan dengan si bayi. Kelak, jika ia diberi makanan padat, ia akan belajar mencicipi makanan dan tahu bahwa saat makan adalah acara keluarga yang menyenangkan.
2.1.2 Manfaat ASI
Pemberian ASI mempunyai manfaat yang besar, baik bagi ibu, bagi bayi, bagi negara hingga bagi lingkungan
1) Manfaat Pemberian ASI Pada Bayi
ASI sebagai nutrisi yaitu merupakan sumber gizi yang sangat ideal komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan yang sempurna baik kualitas maupun kwantitasnya. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi yaitu merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare , juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi lainnya. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan karena dalam ASI terkandung nutrien- nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi antara lain. Taurin yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI. Laktosa merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat dalam susu sapi. Asam Lemak ikatan panjang (DHA, AA, Omega 3, Omega 6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang terdapat sedikit dalam susu sapi. ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang karena bayi yang sering berada dalam dekapan ibu akan merasa kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasaaman dan tenteram yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian dan percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Oetami Roesli, 2000).
2) Manfaat ASI Bagi Ibu
Mengurangi perdarahan setelah melahirkan, apabila bayi segera disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna untuk menutup pembuluh darah sehingga perdarahan akan cepat berhenti. Mengurangi terjadinya anemia karena kekurangan zat besi akibat perdarahan. Menjarangkan kehamilan karena menyusui merupakan alat kontrasepsi yang aman, mudah dan cukup berhasil. Mengecilkan rahim karena kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil (Oetami Roesli, 2000).
Lebih cepat langsing kembali karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil, sehingga berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. Mengurangi kemungkinan menderita kanker pada ibu yang memberikan ASI eksklusif.
Lebih ekonomis dan mudah karena menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan untuk menyusui dan persiapan untuk pembuatan susu formula.
3) Manfaat ASI bagi Negara
Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui serta biaya menyiapka susu. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah, mencret, dan sakit saluran nafas. Penghematan obat- obat, tenaga dan sarana kesehatan. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun Negara (Oetami Roesli, 2000).
4) Manfaat ASI bagi Lingkungan
ASI akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di udara. Dengan hanya memberi ASI manusia tidak memerlukan kaleng susu, karton dan kertas pembungkus, botol plastik dan karet. ASI tidak menambah polusi udara karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap dan tidak memerlukan alat transportasi.

2.1.3 KEUNGGULAN ASI
Keunggulan ASI dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1.Aspek Gizi.
A. Nutrien lengkap
Merupakan bahan makanan yang sesuai dengan bayi. Zat-zat gizi yang terkandung dengan keadadn dan kebutuhan bayi. Kandungan nutrient tersebut antara lain:
- Lemak
Merupakan sumber kalori (energi) utama yang terkandung di dalam ASI. Meskipun kadarnya di dalam ASI cukup tinggi, namun senyawa-senyawa lemak tersebut mudah diserap oleh saluran pencernaan bayi yang belum berkembang secara sempurna. Hal ini disebabkan karena lemak dalam susu merupakan lemak sederhana yang struktur zatnya (jika dikaji dari sisi ilmu kimia) tidak bercabang-cabang, sehingga mudah melewati saluran pencernaan bayi yang belum dapat berfungsi secara optimal. Kadar senyawa lemak yang tertinggi di dalam ASI ialah dalam bentuk kolesterol. Bayi membutuhkan kadar kolesterol tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif. Enzim ini berfungsi untuk mengefektifkan metabolisme kolesterol dalam tubuh pada usisa dewasa.
- Karbohudrat
Jenis karbohidrat yang utama di dalam ASI berada dalam bentuk laktosa. Kadar laktosa di dalam ASI ini paling tinggi bila dibandingkan dengan kadar laktosa pada air susu yang diproduksi oleh hewan mamalia apa pun. Laktosa ini jika telah berada di dalam saluran pencernaan bayi akan dihidrolisis (dipecah) menjadi zat-zat yang lebih sederhana, yaitu galaktosa dan glukosa. Kedua macam zat ini lah yang dapat diserap oleh usus bayi, dan sebagai zat penghasil energi tinggi. Kegagalan pencernnan lactase menyebabkan bayi diare dan terkadang disertai muntah-muntah. Yang sering dikenal dengan istilah lactobase intolerance. Laktosa berfungsi untuk meningkatkan absorpsi (penyerapanana) mineral kalsium (Ca) dan menstimulus pertumbuhan lactobacillus bifidus, yang berperan untuk menghambat mikroorganisme pathogen (penyebab suatu macam penyakit).
- Protein
Kadar protein di dalam ASI tidak terlalu tinggi, namun mempunyai peranan yang sangat penting. Di dalam ASI, protein berada dalam bentuk senyawa –senyawa sederhana, yang berupa asam-asam amino. Asam amino utama yang terkandung di dalam ASI ialah kasein, lakttalbumin dan lactoglubulin yang sekaligus berperan sebagai antibodi bagi bayi. Keistimewaan ASI dibandingkan dengan susu yang dihasilkan oleh jenis mahluk hidup yang lain.
- Garam mineral
Kandungan mineral di dalam ASI lebih rendah daripada yang terkandung di dalam produk susu hewani. Air susu ibu ASI mengandung zat besi (Fe) dalam bentuk senyawa sederhana, sehingga mudah diserap oleh usus halus. Meskipun kadarnya rendah, namun karena bentuk senyawa terion (biasanya dalam bentuk senyawa ), penyerapanya menjadi efektif dan dapat mencukupi kebutuhan bayi.Zat besi merupakan komponen utama penyususn hemoglobin (Hb) darah merah. Defisiensi (kekurangan) zat besi dapat menyebabkan sel darah merah (eritrosit) yang berbentuk berukuran kecil. Abnormalitas sel darah merah ini dapat menurunkan sirkulasi nutrien dan usara di dalam tubuh. Dengan demikian, pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak bisa terhambat. Jenis mineral esensial (vital) lain yang terkandung di dalam ASI, yaitu senyawa seng (Zn). Mineral seng juga berperan dalam pembentukan antibodi dalam tubuh bayi sehingga meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh bayi terhadap penyakit-penyakit tertentu.
- Vitamin
Air susu ibu (ASI) mengandung beberapa jenis vitamin, yaitu antara lain; vitamin A, Karotin, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin C (asam askorbat), biotin kolin Asam Folat, Inositol, asam nikotinat (niasin), asam panthotenat, pridoksin (vitamin B3), riboflavin (B2), thiamin (vitamin B1) dan sianokobalamin (vitamin B12).
2. Aspek Imunologik
- ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
- Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
- Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
- Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
- Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
- Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
- Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
- Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
- Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
1. Bayi baru lahir sampai 6 bulan
Begitu si kecil lahir, makanan terbaik untuk mencerdaskan otaknya adalah air susu ibu (ASI). Cairan yang keluar pertama kali dari payudara ibu adalah kolustrum, yaitu permulaan air susu berwarna agak kekuningan yang banyak mengandung zat penguat kekebalan yubuh bayi. Setelah cairan ini diisap bayi maka cairan berikutnya semakin brwarna putih dan keruh, sebagaimana air susu pada umumnya.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa bayi yang mengosumsi ASI pada masa kecil, akan tumbuh menjadi lebih cerdas dibandingkan dengan mereka yang tidak diberi ASI. Penyususan bayi yang paling baik dilakukan dengan memberikanya secara terus –menerus sampai berusia enam bulan. Penyususn ini dikenal dengan nama ASI eksklusif. Selama masa penyusuan eksklusif ini, tidak satu pun jenis makanan (selain ASI) boleh diberikan kepada bayi. Alasan terkuat mengapa tidak boleh memakan sesuatu selain ASI adalah karena sistem pencernaan bayi usia 0-6 tahun memang disiapkan hanya untuk menerima ASI. Alasan lainnya adalah untuk mengoptimalkan asupan ASI. Alasan lainnya adalah untuk mengoptimalkan asupan ASI. Sebab, apabila bayi memakan makanan tambahan, porsi asupan ASI akan terkurangi.
2. Bayi berusia di atas 6 bulan
Untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mengoptimalkan kemampuan otaka, bayi harus terus diberi ASI meskipun masa penyususan eksklusif telah selesai. Bayi mulai diberi asupan makanan tambahan sambil terus mengkonsumsi ASI sampai usia dua tahun. Pemberian ASI dikatakan optimal jika memenuhi kaidah laktasi dengan baik, yaitu ASI eksklusif yang dilanjutkan dengan penyusuan biasa (diselingi makanan tambahan ) mulai bulan ketujuh sampai bulan kedua belas (satu tahun). Setelah usia satu tahun, pemberian ASI dapat diteruskan. Pada usia ini, ASI dapat diberikan sesuai keinginan anak. Kemudian, dapat dihentikan ketika anak berusia 2 tahun.
Asi mengandung 160 asam lemak yang sampai saat ini belum dapat disamai oleh perusahaan susu mana pun termasuk kandungan DHA (Docosaexaenoic Acid) dan ARA (Arachinoid Acid) yang berfungsi untuk perkembangan optimal sistem syaraf otak.
Jadi, untuk mengushakan anak pintar dan cerdas berikanlah ASI.
Tambahan DHA dan ARA dalam ASI membuat bayi menjadi lebih cerdas. Berdasarkan hasil penelitian, anak-anak yang semasa bayinya diberi ASI memiliki nilai IQ lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak diberi ASI.
Fungsi DHA dan ARA sebagai penyaambung semua sel-sel syaraf, membangun membran syaraf, dan juga berperan terhadap fungsi sel yang ada di retina. Selain itu, kekurangan DHA dan ARA dapat menimbulkan gangguan syaraf dan penglihatan.
DHA dan ARA dapat diperoleh dari bahan makanan seperti ikan tuna, ikan salmon, ikan teri, daginga dan telur bebek. Dengan mengkonsumsi bahan makanan tersebut tubuh akan membuat sendiri DHA dan ARA (selama bahan bakunya terpenuhi untuk tubuh). Sumber DHA dan ARA yang terbaik dipasok melalui cairan plasenta (saat janin dalam kandungan) dan ASI (ketika bayi dilahirkan) (Yazid Subakti & Deri Rizky Angraini, 2009).
5. Aspek Neurologis
- Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
- Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
- Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Depkes RI, 2001).
2.1.4 Komposisi ASI
1. Kolestrum
Kolestrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae. Kolostrum ini berlangsung sekitar tiga sampai empat hari setelah ASI pertama kali keluar. Kolostrum mempunyai karakteristik yaitu cairan ASI lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature. Lebih banyak mengandung protein dimana protein pada umumnya adalah gama globulin. Lebih banyak mengandung antibody dibandingkan dengan ASI mature dan dapat memberikan perlindungan pada bayi sampai usia enam bulan. Kadar karbohidrat dan lemaknya lebih rendah daripada ASI mature. Lebih tinggi mengandung mineral terutama sodium dibandingkan ASI mature. Ph lebih alkali. Total energinya hanya 58 kalori/ 100 ml kolostrum. Vitamin yang larut lemak lebih banyak dbandingkan ASI mature sedangkan vitamin yang larut air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Bila dipanaskan akan menggumpal. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lecitinin dibandingkan ASI mature. Volume kolostum berkisar 150-300 ml/ 24 jam (Oetami Roesli, 2000).


-2. ASI Peralihan
Air Susu peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke sepuluh dari masa laktasi. Beberapa karakteristik ASI peralihan meliputi kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat lebih tinggi dibandingka kolostrum serta volume ASI peralihan ini lebih tinggi dibandingkan dengan kolostrum.
3. ASI Mature
ASI Mature adalah ASI yang disekresi pada hari ke sepuluh atau setelah minggu ke tiga sampai minggu ke empat dan seterusnya. Komposisi ASI masa ini relatif konstan. Karakteristik dari ASI mature ini adalah Cairan berwarna kekuning- kuningan. Tidak menggumpal bila dipanaskan. Ph 6,6-6,9. Terdapat anti microbial faktor. Kadar air dalam ASI mature 88 gram/ 100 ml. Volume ASI mature antara 300- 850 ml/ 24 jam.
Tabel dibawah ini menggambarkan komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI.





Kolostrum
(1 – 3 hari) Asi Transisional
(Peralihan)
3 – 10 hari Asi Mature
(Setelah 10 hari)
(K. Kal)
Laktosa (g/100ml)
Lemak (g/100ml)
Protein (g/100ml)
Mineral (g/100ml)
Imunuglobin (mg/100ml):
Ig A
Ig G
Ig M
Lisosim (mg/100ml)
Laktoferin 57.0
6,5
2,9
1,195
0,3

335,9
5,9
17,1
14,2 – 16,4
420 - 520 63,0
6,7
3,6
0.965
0,3

-
-
-
-
- 65,0
7,0
3,8
1,324
0,2

119,6
2,9
2,9
24,3 – 27,5
250 – 270

Sumber : (Pelatihan manajemen Laktasi, RSCM, 1989)
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
- Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
- Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2.1.5 Jadwal dan Frekuensi Pemberian ASI
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Dalam 3 hari setelah melahirkan, hanya cairan kuning tebal (colostrum) yang dihasilkan ibu, dan bayi mempunyai simpanan makanan sendiri. Dulu bayi disarankan untuk didekatkan ke payudara selama 3-5 menit, antara 3 dan 6 kali dalam 24 jam pertama. Kemudian setiap 4 jam selama 2 hari berikutnya untuk membantu agar air susu dapat ditelan. Bukti menunjukan pemberian air susu sebaiknya tidak rutin, karena bayi akan tersedak apabila disusui dengan jarak waktu yang pendek selama bayi menginginkan dan selama pemberian ASI sebaiknya hanya berlangsung dengan singkat.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Bayi sebaiknya tidak minum dari satu payudara lebih dari 12 menit, karena dia akan mendapat sebagian besar dari air susu pada 5 menit yang pertama. Jika lebih dari pada waktu itu maka putting akan terasa sakit. Jika ibu menyususui sesuai keinginan bayi, biasanya akan lebih mudah daripada bayi disusui pada waktu-waktu tertentu.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan bra yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat
Frekuensi kebutuhan bayi untuk disusui sangat beragam. Beberapa bayi ingin disusui setiap 2 jam atau lebih, sementara yang lain hanya menuntut setiap 4 jam. Berpindah payudara membantu memberi bayi istirahat sejenak, sambil mengajak bicara dan menimang.
2.1.6 Jumlah Air Susu
Sangat sulit untuk menentukan dari lamanya bayi menyusui, apakah dia mendapatkan jumlah air susu yang mencukupi. Karena bayi biasanya mendapatkan hampir semua air susu yang tersedia dalam 5 menit pertama dari setiap payudara, mungkin dia akan terus menyusu karena merasa nyaman, mulai menyukai air susu, atau karena mengantuk. Tapi jika sunguh-sunguh, dia akan mendapatkan jumlah yang mencukupi.
Cara terbaik mengetahui apakah air susu cukup adalah mengamati bayi. Jika dia gembira, senang dan berat badan bertambah, bayi merasa puas dan kenyang setelah menyusui, kemudian tidur selama 2-4 jam,serta buang air kecil atau besar dengan frekuensi minimal enam kali dalam sehari-semalam, berarti air susu cukup.
Salah satu cara terpenting memastikan air susu mencukupi adalah menghindari rasa cemas. Ibu muda yang penuh dengan rasa cemas akan persediaan air susunya, dan terus menerus mengatakan bahwa bayinya tidak mendapatkan air susu yang cukup. Justru mengurangi produksi air susunya sendiri.

2.2 Pengertian ASI Eksklusif
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja tanpa makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat (Depkes RI, 1997).
ASI eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan (Oetami Roesli, 2000).
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spriritual yang baik.
2.3 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi
2.3.1 Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya ini dapat dicontohkan misalnya ibu bekerja atau memiliki kesibukan sosial lainnya. Selain itu budaya meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula kepada anaknya.

2.3.2 Faktor Psikologis
Interaksi yang terjadi antara ibu dan bayi melalui kontak kulit secara langsung ketika penyusuan, memberikan efek positif pada perkembangan fisikologi anak. Perasaan aman dan nyaman yang dirasakan oleh bayi, terbentuk dari keterikatan emosional antara bayi dengan sang ibu. Sentuhan cinta dan kasih sayang yang mesra dan akrab dari sang ibu, menjadi landasan yang kokoh bagi perkembangan fisikologi anak.4
2.3.3 Faktor pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan ibu umumnya terkait dengan pengetahuan. Secara umum ibu yang berpendidikan tinggi, pengetahuannya juga tinggi, dibandingkan dengan ibu-ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Pemberian makanan padat yang terlalu dini sebagian besar ibu-ibu yang berpendidikan rendah, hal ini disebabkan karena faktor ketidaktahuan.
2.3.4 Praktis
Air susu ibu (ASI) lebih mudah diperoleh dan memiliki suhu yang sesuai dengan kondisi pencernaan dalam tubuh bayi. Dengan demikian, tidak memerlukan persiapan khusus sebelum memberikanya kepada bayi. Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Ibu maupun keluarga tidak perlu mempersiapkan air masak, botol, dot yang harus selalu dibersihkan serta tidak perlu meminta bantuan orang lain.
2.3.5 Ekonomis
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan dirumah sakit.
Bayi yang menyusui ASI cenderung lebih sehat. Memberikan perlindungan imunitas pasif dari ibu pada anak. ASI membantu penyerapan berbagai vitamin. ASI mengandung berbagai protein yang tidak ada pada susu sapi atau buatan. ASI membantu mencegah terjadinya reaksi alergi (dermatitis atopi, asma). Mengandung berbagai enzim untuk membantu proses pencernaan. Ibu yang menyusui memiliki insiden yang lebih rendah terhadap kemungkinan kanker payudara. Ibu dan bayi menjadi lebih rileks (Pramesemara, 2009).
2.3.6 Faktor pengetahuan Ibu
Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tatacara pemberian ASI kepada bayinya. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya mendapatkan informasi tentang penggunaan ASI. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi akan lebih memilih memberiakan ASI daripada susu formula, karena bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
BAB III
KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan ASI Eksklusif Pada Bayinya”.

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
1. Perubahan Sosial Budaya
2. Psikologis
3. Pendidikan Ibu
4. Praktis
5. Ekonomis
6. Pengetahuan Ibu


3.2 Defenisi Konseptual
1. Perubahan Sosial Budaya ini dapat dicontohkan misalnya ibu bekerja atau memiliki kesibukan sosial lainnya. Selain itu budaya meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu formula kepada anaknya.
2. Psikologis yaitu interaksi yang terjadi antara ibu dan bayi melalui kontak kulit secara langsung ketika penyusuan, memberikan efek positif pada perkembangan fisikologi anak. Perasaan aman dan nyaman yang dirasakan oleh bayi, terbentuk dari keterikatan emosional antara bayi dengan sang ibu. Sentuhan cinta dan kasih sayang yang mesra dan akrab dari sang ibu, menjadi landasan yang kokoh bagi perkembangan fisikologi anak.
3. Pendidikan Ibu adalah suatu proses belajar berarti di dalam pendidikan itu terjadi tugas perkembangan, pertumbuhan , perubahan-perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu.
4. Praktis karena Air susu ibu (ASI) lebih mudah diperoleh dan memiliki suhu yang sesuai dengan kondisi pencernaan dalam tubuh bayi. Dengan demikian, tidak memerlukan persiapan khusus sebelum memberikanya kepada bayi. Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan kapan saja dan dimana saja. Ibu maupun keluarga tidak perlu mempersiapkan air masak, botol, dot yang harus selalu dibersihkan serta tidak perlu meminta bantuan orang lain.
5. Ekonomis yaitu dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya perawatan dirumah sakit.
6. Pengetahuan ibu disebabkan oleh kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol. Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tatacara pemberian ASI kepada bayinya. Hal ini disebabkan oleh karena kurangnya mendapatkan informasi tentang penggunaan ASI. Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi akan lebih memilih memberiakan ASI daripada susu formula, karena bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
7. Asi Eksklusif adalah Pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan makanan lainnya ataupun cairan lainnya seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat apapun seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai usia enam bulan.
3.3 Defenisi Operasional
1 Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi disebabkan oleh situasi ataupun pengaruh orang lain.
2 Pisikologis yaitu keterikatan hubungan antara ibu dengan bayi sehingga menimbulkan efek fisikologis yang positif untuk tumbuh kembang bayi.
3 Pendidikan ibu yaitu pendidikan formal ibu rumah tangga yang terakhir.
4 Praktis adalah mudah diperoleh dan didapatkan sehingga tidak perlu lagi melakukan hal lain untuk memperolehnya.
5 Ekonomis yaitu tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk memperolehnya.
6 Pengetahuan ibu adalah kurangnya pemahaman tentang pemberian ASI secara Eksklusif pada bayi.
7 Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI secara langsung selama 6 bulan tanpa makanan kepada bayi

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif exploratif yang bertujuan untuk mengetahui “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayinya di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung”.
4.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu - ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang terdapat di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung tahun 2010 dengan jumlah populasi 50 orang.
2. Sampel
Metode pengambilan sampel penelitian dengan cara total sampling. Yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel, mengingat jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan tidak banyak, maka sampel sama dengan populasi yaitu sebanyak 50 orang.
4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung yang dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2010.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan proposal dari Instansi pendidikan. Dalam penelitian ini responden nantinya akan diberikan informasi tentang manfaat dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. Kemudian diberikan lembar persetujuan yang akan ditanda tangani sebagai bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini. Peneliti akan menjaga kerahasiaan indentitas responden dengan memakai inisial nama, serta tidak mencampuri hal-hal yang bersifat pribadi dengan responden. Dan semua data yang ada pada penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan peneliti saja.
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada kerangka konsep dan tinjauan pustaka, kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pernyataan tentang Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian Asi Eksklusif.
Kuesioner tentang data demografi responden meliputi inisial, umur pendidikan, dan pekerjaan. Untuk kuesioner tentang Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian Asi Eksklusif pada bayinya:
1 : Tidak Setuju
2 : Setuju
3 : Sangat Setuju

Untuk menentukan rentang kelas digunakan rumus sudjana,2005:

Penilaian masing – masing faktor dengan menghitung nilai (score):
5 – 8 : tidak berpengaruh
9 – 11 : cukup berpengaruh
12 – 15 : berpengaruh
4.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksana penelitian dari institusi pendidikan yaitu PSIK DHDT dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu di Desa Sei Rotan Kecamatan Medan-Tembung. Sampel penelitian pada pengumpulan data yaitu ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Pada saat pengumpulan data peneliti menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden yang bersedia untuk menandatangani informed consent. Kemudian responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang terdapat didalam kuesioner. Selama pengisian kuesioner, responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti apabila ada pertanyaan yang tidak dapat dipahami, setelah pengisian selesai peneliti akan memeriksa kelengkapan pengisian dan bila ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi. Untuk hasil data akhir peneliti menggunakan sistem pengumpulan data dengan tabel yang akan dipaparkan.


4.7 Analisa Data
Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data. Data dianalisa dengan cara diperiksa terlebih dahulu atau diediting untuk memeriksa apakah pernyataan dalam kuesioner telah diisi sesuai petunjuk. Setelah itu diberi tanda kode atau coding terhadap pernyataan yang telah diajukan untuk mempermudah tabulasi data, setelah di tabulasi diberi nilai sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh responden. Data diolah dan dianalisa dengan teknik kuantitatif, selanjutnya data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar